[RESENSI BUKU] BAJAK LAUT DAN MAHAPATIH – ADHITYA MULYA



Data Buku

Judul Buku : Bajak Laut dan Mahapatih
Penulis : Adhitya Mulya
Penyunting : Resita Febiratri
Penyelaras Aksara : Tesara Rafiantika
Ilustrator : WD Willy
Penerbit : GagasMedia
Tahun Terbit : 2019 Cetakan Pertama
Tebal Buku : viii + 292 Hlm

BLURB


Jaka Kelana : Bajak Laut yang konyol, tapi pintar[terkadang]. Cita-citanya kali ini bukan terkenal dan disegani, simpel saja, gimana sih caranya biar nggak jomlo lagi? Dia pengin banget melamar Galuh, sang pujaan hati.

Namun, apa profesi bajak laut – yang, jadi buronan banyak orang – bisa memiliki masa depan bagus?

Gajah Mada : Panglima perang Kerajaan Majapahit. Cita-cita Mahapatih adalah menyatukan Nusantara, menaklukkan beberapa daerah. Sumpah Palapa pun ia ucapkan, yang merupakan janji setia kepada kerajaan.

Tentu saja, di setiap perang ada banyak cerita. Drama apakah yang terjadi pada Sang Mahapatih dan kisah-kisah perannya? Gajah Mada yang hidup puluhan tahun lalu?

Apakah Jaka berhasil membuktikan bahwa ia seganteng dan tidak jomlo selamanya? Padahal, kegantengan dirinya itu mutlak menurut Jaka seorang.

Lalu, bagaimana cerita Jaka Kelana bisa terkait dengan Mahapatih




Genre Komedi Sejarah, merupakan sesuatu yang baru di dunia perbukuan Indonesia. Untuk komedi laga mungkin pendahulunya sudah ada, sebut saja Wiro Sableng. Kisah – kisah laga persilatan juga sudah banyak bertebaran “Tutur Tinular”, “Saur Sepuh” dan lain-lain. Begitu juga, film-film laga zaman penjajahan, yang dulu sering menjadi tema utama film Indonesia. Contohnya, “Jaka Sembung” dan “Si Pitung”.

Namun, bagaimana dengan Bajak Laut bernama Jaka Kelana dan awaknya “Kerapu Merah” ini? Bangunan cerita yang di tulis oleh Adhitya Mulya ini merupakan gabungan antara Komedi Sejarah dan juga Laga. Kisah kerajaan, dan juga masa penjajahan menjadi satu cerita yang menarik.

Bajak Laut dan Mahapatih melanjutkan kisah sebelumnya, Bajak Laut dan Purnama Terakhir. Untuk resensi Bajak Laut dan Purnama Terakhir bisa dibaca di sini. Masih menceritakan Jaka dan juga petualangannya untuk menjadi Bajak Laut hebat yang disegani. Seperti apa kisah Jaka Kelana?

Setelah sebelumnya berhasil membunuh Naga, Jaka Kelana kembali menjadi Bajak Laut, merompak dan bercita-cita menikahi Galuh. Salah satu Arya yang masih tersisa. Jaka Kelana menjadi buronan nomer satu di Nusantara. Kompeni menghargai 2 juta real lebih. Meskipun begitu Galuh masih saja menolak lamaran Jaka Kelana. Jaka Kelana bertekad dia akan membahagiakan Galuh dan menikahinya, hingga dia memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Dengan petualangan baru dan juga tantangan baru.

Kali ini, Jaka harus berhadapan dengan para pendekar yang menginginkan kepalanya. Jaka Kelana harus kembali berhadapan dengan kerajaan Mataram yang masih menyimpan dendam terhadap Jaka, karena telah mencuri keris kerajaan. Namun, Jaka harus menghadapi musuh baru yang tak kalah kuat. Musuh dalam selimut, kegantengan Jaka Kelana belum juga berhasil membuatnya selamat.

Untuk kisah lengkap Jaka Kelana, sebaiknya membaca Bajak Laut dan Mahapatih secara utuh.

Penulis masih bertahan dengan gaya bahasa dan ciri khasnya. Di buku kedua ini, semua yang ada di buku satu masih terasa. Mulai dari plot dan premis yang halus. Komedi-komedi konyol tetap bisa mengocok perut. Dengan cerita yang makin matang. Misteri yang ditebarkan semakin susah untuk di tebak.

Beberapa misteri yang belum selesai di dalam buku pertama akan di ungkap di sini. Meskipun masih ada yang belum tuntas, termasuk misteri nasib Kapten Speelman, seorang admiral V.O.C. setidaknya di buku ini jelaskan bahwa dia belum mati. Kemunculannya juga hanya di singgung sebentar, kemudian tetap menjadi misteri. Mungkin akan di ungkap dalam seri selanjutnya.

Karakter-karakter baru tampil menawan. Begitu juga penggambaran Jaka Kelana. berikut tokoh-tokoh baru dalam Bajak Laut dan Mahapatih
-      Wirakrama Prasetya Adiwesesa
-      Zubaedah
-      Pasak Bumi dan Cantik Wangi
-      Mada
-      Sri Gitaraja



Sumber Gambar Instagram @gagasmedia

 

Penyampaian cerita yang menarik menjadikan Bajak Laut dan Mahapatih makin tangguh dari buku sebelumnya. Meskipun formula yang disuguhkan masih sama. Beberapa guyonan juga masih terasa sama. Terutama saat, Jaka Kelana mencoba merayu wanita. Pembaca akan bisa menangkap itu, jika sudah membaca buku yang pertama.

Fakta dan fiksi sejarah makin dibuat mudah, pembaca tak lagi risau dengan apa yang harus dibaca. Mengingat ada beberapa karangan penulis yang menyelip di antara fakta sejarah. Sehingga pembaca yang awam akan sejarah akan menerima mentah-mentah yang di sampaikan oleh penulis. Untungnya penulis tak memiarkan pembaca berasumsi sendiri. Fakta—fakta itu tetap dijabarkan dengan baik. Dengan bahasa lugas dan tepat.

Sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Alur maju dengan beberapa kali kilas balik melalui cerita. Bajak Laut dan Mahapatih mempertemukan kisah di masa lampau dan masa tahun 1600 an. Setting digarap dengan baik, pembaca akan serasa melayang bersama khayalan yang diinginkan oleh penulis.

Apa yang ingin disampaikan oleh penulis juga bisa dipahami dengan baik. Seperti, tak harus sosok pahlawan menjadi pahlawan. Kebaikkan tak selalu menang, dan kejahatan juga tak bisa menang dengan mudah. Mengajarkan untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah dibohongi. Kadang orang yang terlihat baik, dapat menerkam dan mengkhianati.
Begitu juga dengan kepolosan Jaka Kelana, yang mudah ditiu oleh sebuah kelicikan. Namun, memang dasarnya semua itu tak baik, maka akhirnya juga tak akan pernah baik. Lagi-lagi Jaka kelana lolos dalam kemalangan dan semakin menguguhkan dirinya sebagai Bajak Laut Hebat.

Sisi romantisme dalam buku ini, sedikit banyak dari pada di buku pertama. Bahkan adegan berdarah-darah yang terlihat sadis namunn konyol semakin banyak di sini. Jaka Kelana yang masih jomlo sepertinya belum aka nada kemajuan.

Kejutan di akhir cerita masih ada. Sama seperti di buku pertama. Makin membuat terlonjak pembaca nyatanya. Kejutan memang perlu untuk membuat pembaca tidak merasa bosan, dan memang sejak awal halaman pembaca takkan pernah bosan akan sajian yang berbeda dari buku ini. Kekonyolan itu masih terus berlanjut bahkan dalam adegan yang serius.

Penggunaan bahasa slang yang makin membuat cerita menarik. Serta bahasa Jawa yang masih tetap sama. Suasana yang dibangun tak kaku seperti film-film laga zaman dulu. Meskipun, Kompeni[V.O.C] tak lagi menjadi fokus cerita, tapi Kerajaan Majapahit mendapat porsi yang lebih banyak. Asal usul arya dan Bhayangkara dijabarkan lebih terperinci lagi.

Kesalahan dan penulisan masih ada. Catatan kaki tak sebanyak dalam buku pertama. Mungkin karena beberapa informasi sudah dijelaskan dalam buku pertama.

Alangkah baiknya sebelum membaca buku ini, baca terlebih dulu buku yang pertama. Untuk ilustrasi cerita sendiri terdapat perbedaan dari Bajak laut dan Purnama Terakhir. Digarap leh orang yang berbeda. Ilustrasi di buku ini lebih halus dan lebih menunjukkan tokoh-tokoh yang konyol. Dan memang genre buku ini yang mengatasnamakan Komedi Sejarah. Jika diminta untuk memilih, mungkin masih terkesan suram buku yang pertama dalam hal Ilustrasi. Tapi dari Segi Laga, buku yang ini lebih mengigit.

Banyak sekali tanda Tanya yang ada dikepala pembaca, akankah ada seri berikutnya? Mengingat akhir cerita yang masih mengantung. Jarak antara buku satu dan dua terpaut cukup lama, tiga tahun. Jika memang ada kelanjutannya, apakah harus menunggu lagi selama itu? Hehehe…

Bajak Laut merupakan bacaan yang menarik. Jika kamu menginginkan cerita yang tidak biasa bacalah buku ini.


Komentar

Popular Posts