[REFLEKSI] PERANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF - PEDAGOGI 4


Dalam dunia pendidikan, perancangan pembelajaran perlu dilakukan oleh seorang guru sebelum melakukan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar. Dengan menyusun rencana pembelajaran, seorang guru telah melakukan proses pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna.

Rancangan pembelajaran adalah proses sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran ke dalam pedoman untuk bahan dan aktifitas pembelajaran. (Smith & Ragan, 1999). Sedangkan menurut Reigeluth(1983) adalah suatu sistem pengembangan setiap unsur atau komponen pembelajaran, meliputi; tujuan, isi, metode, dan pengembangan evaluasi. Maka dari itu, dapat di simpulkan bahwa perancangan pembelajaraan adalah suatu prosedur sistematis yang terdiri dari beberapa komponen menjadi satu kesatuan yang saling terkait dan mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun rancangan pembelajaraan inovatif dalam hal ini dimaknai sebagai aktifitas persiapan pelaksanaan pembelajaran yang menerapkan unsur-unsur pembelajaran terbaru abad 21 dan terintegrasi dalam komponen maupuntahapan pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Unsur-unsur pembelajaran terbaru yang dimaksud antara lain; TPACK(Technological. Pedagogical, Content Knowledge) sebagai kerangka dasar integritas teknologi dalam proses pembelajaran, pembelajaran berbasis Neooscience, pendekatan pembelajaran STEAM(Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), unsur unsur lain yang terintegrasi di dalam komponen dan tahapan pembelajarannya. Selain itu pembelajaran inovatif ditandai penerapan unsur-unsur antara lain: Kolaborasi peserta didik-guru, berorientasi pada HOTS, mengintegrasikan ICT, berorientasi pada keterampilan belajar, mengembangkan keterampilan abad 21 (4C) dan 6 literasi, serta penguatan pendidikan karakter peserta didik.

Guru abad 21 diharapkan dapat membuat perancangan pembelajaran inovatif. Sebab di masa kini, teknologi terus berkembang, sehingga guru dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan memberikan pembelajaran yang inovatif terhadap peserta didik. Guru harus mempersiapkan segala hal yang berhubungan dengan pembelajaran inovatif. Memahami STEAM dan mengaplikasikannya ke dalam Rencana Pembelajaran.

Langkah-langkah menyusun RPP dengan pendekatan STEAM dapat dimulai dengan menyusun rumusan Tujuan Pembelajaran, Mengeksplorasi Materi Pembelajaran, menentukan Model dan Metode Pembelajaran, dan menentukan Media, Alat dan Sumber Belajar, Menyusun Kegiatan Pembelajaran, menyusun Penilaian Pembelajaran, dan menyusun Kegiatan Tinjak Lanjut. 

Pembelajaran abad 21 tidak hanya berfokus pada penerapan STEAM, namun juga meliputi pembelajaran “Blended Learning”. Staker & Horn (2012) mendefinisikan blended learning sebagai model pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka). Pada pembelajaran model ini, peserta didik difasilitasi untuk dapat belajar dan mengulang materi secara mandiri secara online serta melakukan satu bagian sesi pembelajaran lainnya dilakukan secara tatap muka di dalam ruangan kelas.

Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan, ketika hendak menyusun perencanaan pembelajaran inovatif “blended learning”, diantaranya yaitu;

1.   Menentukan model “blended learning” yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, fasilitas belajar, ketersediaan akses terhadap teknologi, durasi jam pelajaran, dan penguasaan aplikasi teknologi e-learning oleh guru;

2.   Menyusun rencana pembelajaran inovatif “blended learning” yang mencakup kegiatan:

a.    Menentukan tema pembelajaran, menuliskan kembali: identitas RPP, kompetensi inti, dan kompetensi dasar dari RPP konvensional ke dalam RPP “blended learning”;

b.   Menganalisis rumusan tujuan pembelajaran yang ada pada RPP konvensional sebelum dituangkan ke dalam RPP “blended learning”;

c.    Menentukan metode penilaian dan kegiatan pembelajaran “blended learning” untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan;

d.   Menganalisis kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada RPP (konvensional) yang telah Anda buat sebelumnya dan menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran “Blended Learning”;

3.   Menyiapkan bahan, alat/media, dan sumber belajar tatap muka dan daring.

Ada beberapa aplikasi teknologi e-learning yang tersedia gratis di enternet yang bisa dipakai guru untuk melaksanakan pembelajaran “blended learning” di sekolah, diantaranya yaitu: Cisco Webex, SEVIMA EdLink, Google Classroom, Zoom Cloud Meeting, Edmodo, Moodle, dan Schoology. Setiap aplikasi dapat dimanfaatkan dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-masing.

Selain pembelajaran dengan “Blended Learning” seorang pendidik juga diharapkan mampu membuat sebuah rancangan pembelajaran yang menerapkan Pembelajaran “Project Based Learning” atau “PjBL”. 

PjBL merupakan pendekatan inovatif yang mengajarkan beragam strategi untuk mencapai kesuksesan abad 21 (Bell, 2010), membantu peserta didik mengembangkan keterampilan abad 21 (Ravitz et.al, 2011), meningkatkan tanggungjawab (Johann et.al, 2006), melatih pemecahan masalah, self direction, komunikasi, dan kreativitas (Wurdinger & Qureshi, 2015). Satu hal PjBL luwes diterapkan untuk berbagai jenjang pendidikan. Gregory & Chapman (2007) menyatakan PjBL bisa dikatagorikan;

(a) Proyek terstruktur (structured project),

(b) Proyek sesuai topik (topic related project),

(c) Proyek terbuka tertutup (open ended project).

 

Pembelajaran berbasis proyek intinya meletakkan pebelajar sebagai subyek belajar yang aktif, mendorong munculnya inisiatif dan proses eksplorasi, memberikan kesempatan menerapkan apa yang dipelajari, kesempatan untuk mempresentasikan atau mengkomunikasikan dan mengevaluasi kinerjanya.

PjBL menganut teori belajar konstruktivistik. Driscoll (2000) menyatakan prinsip-prinsip pembelajaran kontruktivistik adalah;

(1) Melibatkan pebelajar dalam aktivitas nyata,

(2) Negosiasi sosial dalam proses belajar,

(3) Kolaboratif dan pengkajian multiperspektif,

(4) Dukungan menentukan tujuan dan mengatur proses belajar, dan

(5) Dorongan merefleksikan apa dan bagaimana sesuatu dipelajari. 

Langkah-langkah merancang pembelajaran Project Based Learning dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: Menelaah KI dan KD, mana yang cocok, menulis Identitas, Menuliskan Indikator, Menuliskan Tujuan pembelajaran, Menentukan Metode Pembelajaran, Menuliskan Sumber Belajar, Menentukan Langkah-langkah Pembelajaran, dan Menilai Hasil Pembelajaran.

Seorang pendidik memang dituntut untuk membuat sebuah perancangan pembelajaran, utamanya perancangan pembelajaran inovatif. Sebab, seorang guru harus kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran pada peserta didik. Penyesuaian dengan pembelajaran abad 21 juga harus diperhatikan.

 

 

Dedik Ariyanto

SMK MAMBAUL IHSAN

NIM : 203153772631

Pendidikan Teknik Informatika

Universitas Negeri Malang

PPG TKI 2020

 


Komentar

Popular Posts