[RESENSI BUKU] ARRANGED MARRIAGE - CHITRA BANERJEE DIVAKARUNI


INFO BUKU

INFO BUKU
Judul Buku : Arranged Marriage (Perjodohan)
Penulis : Chitra Banerjee Divakaruni
Penerjemah : Gita Yuliani
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2014
TEBAL BUKU
Tebal Buku : 376 hlm
Kategori : Novel Fiksi





SINOPSIS

Koleksi cerita pendek Divakaruni kali ini merekam jejak perjalanan para gadis dan perempuan India di Amerika. Perubahan suasana, memulai dari awal, terasa menakutkan sekaligus menjanjikan, ibarat samudera yang memisahkan mereka dari tanah kelahiran. Mulai dari cerita tentang pengantin baru yang mimpinya kandas di California, hingga ke Janda paruh baya yang bertekat untuk sukses di San Francisco, Untaian kalimat-kalimat indah Divakaruni menciptakan potret sebelas perempuan yang akan mengalami transformasi tak terlupakan.




RESENSI

Buku dengan cover yang sangat manis ini – ya, saat melihat cover warna pastel yang sangat mencerminkan perempuan dengan bunga-bunga yang indah. – menarik hatiku untuk memakannya – membaca –. Setelah membaca sinopsis yang tertulis dibelakang cover, semakin membuat hatiku ingin segera menghabiskannya. Ini novel yang berisi 11 kumpulan cerita para gadis India di Amerika. Bukan novel pertama India yang aku habiskan, sebelumnya aku sudah membaca novel-novel India. Dan langsung saja, novel ini menjadi salah satu novel yang patut untuk dinikmati, selain karena budaya India yang penuh warna, juga jalinan kalimat-kalimat indah. Saat memakan habis novel ini, pemakan buku akan mendapatkan kesan yang sama seperti saat menonton film-film India. Dengan cerita cinta yang manis, konflik-konflik yang terjadi. Berikut 11 cerita yang ada dalam buku ini.



1.    Kelelawar

"Kukira mereka tidak sadar apa yang terjadi. Mereka tidak tahu bahwa jika terbang ketempat lain mereka akan aman atau mungkin mereka tahu, tetapi ada sesuatu yang tetap menarik mereka kemari." (hlm 17)

Cerita pertama, tentang seorang ibu dengan berani meninggalkan rumah bersama anak gadisnya. Meninggalkan sang ayah yang sering melakukan kekerasan dan kota Calkuta. Ibu berharap dengan meninggalkan rumah dapat merubah segalanya. Sayangnya, seperti seekor kelelawar, yang tahu atau tidak tahu dia akan kembali ke tempat di mana menurutnya aman.
Kekerasan di dalam rumah tangga bukan lagi sesuatu yang ganjil. Sering terjadi dan akan terus terulang, ketidakberdayaan perempuan juga jadi hal lumrah. Meskipun tahu itu, perempuan akan tetap kembali dengan dalih cinta.
Dalam cerita ini, setting keseluruhan di India, berbeda dengan 10 cerita lainnya yang bersetting di Amerika. Sudut pandang orang pertama, si Aku atau gadis. Plot yang dipaparkan rapi, dengan kalimat-kalimat indah. Meskipun ada beberapa kata atau istilah bahasa India yang mungkin sengaja tidak di alih bahasakan, agar kesan budayanya lebih terasa.
Hubungan antara cerita dan judul memang agak sedikit susah dipahami, Kelelawar dan Kekerasan dalam rumah tangga. Tapi, hal ini makin menarik, karena pembaca di minta untuk mencari keterikatan keduanya.
Penulis memang lihai membawa suasana sudut kota India, yang suram muram. Penuh warna dengan segala macam masalah yang melingkupinya.

2.    Pakaian

"Dia Laki-laki baik, berasal dari keluarga baik-baik. Dia akan baik padamu." (Hlm 29)

Mita, gadis India terpaksa menerima perjodohan. Sang ayah memintanya untuk menikah dengan laki-laki yang sama sekali belum dikenalnya. Setelah menikah, ia pergi ke Amerika untuk menyusul Suaminya yang telah pergi lebih dulu. Amerika mengubah Mita, dari Sari ke T-Shirt dan Jeans. Saat kebahagian di ujung mata, Mita harus harus mengenakan Sari berwarna putih seperti perempuan-perempuan janda India.
Perjodohan yang memang sering di alami oleh gadis India. Mengisahkan konflik dan masalah perjodohan. Dan memang buku ini akan membahas perjodohan. Lika-liku dan perjalanan Perjodohan yang terkadang tidak sesuai dengan pilihan. Seperti dalam Pakaian. Tradisi masih mengikat perempuan. Cara berpakaian maupun tata krama dan lain-lainnya.



3.    Jalan Perak, Atap Emas

"Apakah aku akan kawin dengan pangeran dari negeri ajaib yang jauh, di mana jalan terbuat dari perak dan semua atap dari emas?" (Hlm 62)

Jayanti memutuskan melanjutkan sekolah di Amerika. Dia akan tinggal bersama bibinya yang telah menikah dan tinggal di Amerika. Bibinya menikah karena perjodohan, dengan harapan kehidupan yang layak. Ternyata apa yang dibayangkan oleh Jayanti sangat jauh berbeda. Status bangsawan India tak lagi nampak pada bibinya. Perlakuan diskriminatis menghantui kehidupan mereka.
Dalam Jalan Perak, Atap Emas. Harapan dan kenyataan itu beda tipis. Tapi tampak sebuah jurang, bahwa tidak semua apa yang telah dipertimbangankan dengan baik, akan seperti harapan.
Kekuatan dan ketegaran para Gadis India, tidak perlu diremehkan lagi. Mereka kuat, dan lagi cinta akan menjadi raja yang dapat menghalau semua masalah.



4.    Kata Cinta

"Kata cinta. Kau jadi sadar bahwa selama ini kau belum pernah memahaminya. Cinta itu seperti hujan, dan ketika kau mengangkat wajahmu kepadanya, seperti hujan dia mencuci hal-hal yang tidak penting, membuatmu kosong, bersih, siap untuk memulai." (Hlm 94)

Seorang perempuan India di Amerika memutuskan tinggal serumah dengan laki-laki yang dicintainya tanpa ikatan pernikahan. Cinta yang membuat dia melakukan itu, baginya apa yang dia rasa, adalah hal yang benar, meskipun dia tahu sang Ibu tidak akan pernah bisa menerima apa yang dia lakukan. Ketakutan terbesarnya adalah saat Ibunya yang nantinya akan tahu, tapi kehilangan orang yang dia cintai sama susahnya.
Dalam cerita ini, menampilkan sosok gadis India yang merubah tradisi India menjadi kebarat-baratan. Mulai dari paham yang dia anut, juga pergaulan bebas. Tekanan masa lalu dan juga realitas yang sering terjadi membuat dia berubah. Peristiwa-peristiwa yang sering terjadi pada gadis India, seperti pelecehan dan Perjodohan secara paksa, membuat si Gadis tak lagi percaya. Yang dia agungkan adalah kata cinta.
Sudut pandang orang pertama yang bercerita untuk orang lain, bukan menceritakan dirinya sendiri. Seolah-olah si Aku tahu betul dengan apa yang di alami dan dirasakan si tokoh utama.
Disini cukup unik, seakan-akan dia bercerita tentang orang lain, dari sudut yang berbeda. Plot yang halus dengan kalimat-kalimat indah. Semakin menarik, untuk cerita pendek yang bahkan penulis tak memberi nama pada tokoh utamanya.
Penulis memang sering merahasiakan nama dari tokoh utama, entah. Mungkin memang dibuat seperti itu, dengan tujuan pembaca dapat berimajinasi dan seolah-olah bahwa itu adalah si pembaca sendiri. Cara yang unik untuk menyampaikan perasaan dan inti cerita.

5.    Hidup yang Sempurna

"Apa kau tidak peduli bahwa kau tidak menikah? Apa kau tidak merindukan ada si kecil yang naik ke pangkuanmu kalau kau pulang pada akhir hari kerja?" (Hlm 97)

"Karena dalam perkawinan India, menjadi iatri hanyalah pendahuluan dari peristiwa yang sangat penting dan mengalahkan segalanya menjadi Ibu." (Hlm 99)

Meera memiliki kehidupan yang sempurna, tinggal di apartemen indah, pekerjaan yang baik, serta pacar yang sempurna. Tapi ada satu yang belum dia miliki untuk melengkapi hidupnya, seorang anak. Meera tidak terlalu peduli dengan pernikahan, bagi Meera hidup bersama Richard tanpa ikatan pernikahan sudah cukup membuat dia bahagia. Meskipun harus menentang adat istiadat dan tradisi asalnya.
Sampai suatu hari Meera bertemu dengan seorang anak terlantar. Naluri Meera sebagai seorang ibu, mengantarnya untuk membawanya pulang dan mengadopsinya. Tapi, mengadopsi anak yang tidak jelas asal usulnya itu tidak mudah, terlebih lagi perbedaan ras dan tradisi.
Cerita kelima dari buku ini, masih bercerita tentang gadis India berpikiran modern. Menebis batas tradisi dan kebudayaan. Penulis berhasil menuturkan problem yang terjadi saat harus melanggar tradisi, pergulatan batin dan perkawinan.
Masih sama dengan cerita lainnya. Rangkaian kata indah dari penulis cukup baik, memberikan jalan cerita yang biasa menjadi sedikit istimewah. Alur cerita yang klise di bumbui plot yang menarik, membawa pembaca untuk ikut berpikir, bagaimana kelanjutan cerita yang sulit ditebak, akan dibawa kemana. Nyaris tak ada yang hilang di sini. Semua ditulis dengan sangat rapi. Sehingga memanjakan pembaca. Pengambaran Tradisi India yang memang penuh warna, semakin menarik.

6.    Kisah Si Pembantu

"Dia tidak menceritakan semuanya padaku, aku bisa merasakan itu. Apakah ini suatu parabel untuk memperingatkan calon pengantin wanita?" (Hlm 203)

Manisha memutuskan untuk menikah dengan Bijoy, laki-laki yang di anggapnya baik. Tapi ibu tak pernah setuju, Deepa Mashi yang mengatur semuanya. Termasuk warna sari yang akan Manisha pakai. Menurutnya warna kuning kunyit itu warna yang sedih. Warna yang mengingatkannya pada sebuah cerita.
Dulu ada seorang istri di Calcutta yang memutuskan untuk mengangkat seorang pembantu. Si suami tak pernah setuju, dan si adik hanya bisa melihat kejadian-kejadian yang hadir setelah adanya si pembantu. Si istri hamil dan butuh akan pembantu, lama-lama si pembantu menjadi dekat dengan si istri. Sementara asal usul si pembantu yang tidak jelas.
Manisha tak mengerti apa yang diceritakan Deepa Mashi padanya, sepertinya ada suatu rahasia yang Deepa Mashi simpan, yang tidak dia katakan. Ingatan masa kecil Manisha membawanya kembali ke masa itu, masa di mana dia bercanda, bercerita dengan si Pembantu.
Cerita dengan halaman terpanjang dari buku ini. Berkisah tentang seorang gadis yang akan menikah, dengan benturan budaya yang berbeda. Amerika sungguh berbeda dengan India. Masih seperti cerita lainnya, tokoh2 yang ditampilkan memiliki rahasia yang sepertinya tidak akan pernah terungkap. Tentang nama si tokoh yang selalu rahasia, hingga watak2 yang beragam ditampilkan sempurna dalam cerita ini. Tentang perbedaan status sosial di India yang memang mengkotak-kotakan manusia.
Alur cerita sedikit rumit, pembaca di bawa kembali ke Calcutta India, setelah berhadapan dengan modernitas Amerika. Alur maju mundur yang rapi, dengan gaya seperti mendongeng, sedikit memberi angin segar untuk cerita dengan tema pernikahan dan perjodohan.



7.    Kehilangan

"Dia membanggakan dirinya sebagai laki-laki jujur, dia sering mengatakan pada anaknya betapa pentingnya tidak berbohong," (Hlm 208)

Si suami kehilangan istrinya. Si istri pergi entah kemana, meninggalkan suami dan anaknya. Mereka menikah karena perjodohan dan selama ini tak pernah ada masalah, si istri yang tak pernah pergi jauh bahkan jauh dari si suami. Hilang tanpa kabar dengan membawa beberapa mas kawin, si suami tak bisa melupakannya meskipun dia tahu si istri tak akan pernah kembali.
Cerita ini tentang suami yang kehilangan istri, dengan sudut pandang si suami, beda dengan cerita sebelumnya, yang bercerita tentang gadis-gadis India dan masalah perjodohan, kali ini penulis mengangkat sudut pandang si suami. Meskipun tema utama perjodohan masih berkutat didalamnya

8.    Pintu

"Perkawinan kami tidak akan retak. Perkawinan kami akan lebih kuat daripada perkawinan tradisional, karena didasari saling menghormati." (Hlm 226)

Preeti ingin membuktikan pada Ibunya bahwa pilihannya untuk menikah dengan Deepak adalah pilihan yang tepat. Dia menjamin tidak akan ada pertengkaran. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang konsep pintu. Hingga datangnya Raj, teman baik Deepak yang ikut tinggal bersama mereka.
Konsep sederhana dengan alur cerita yang tidak terlalu rumit. Bahasa yang halus menjadikan cerita-cerita ini sangat mudah dipahami, selipan-selipan motivasi ringan bertebaran tidak kentara, membuat pembaca mengelengkan kepala. Ternyata tak semudah itu. Meskipun minim sekali konflik, cerita ini dapat dinikmati. Kata-kata yang indah dalam balutan budaya yang sama sekali tidak hilang meskipun berada di negara asing.



9.    Pemeriksaan Ultrasonografi

"Aku tahu cerita-cerita itu. Perempuan-perempuan yang dihukum, bahkan dipukuli, karena tidak bisa punya anak." (Hlm 261)

Anjali dan sepupunya Arundhati sama-sama hamil bayi pertama. Setelah 5 tahun menunggu akhirnya Arundhati(Runu) hamil. Dia tinggal di India, sementara Anjali ikut suaminya ke Amerika. Mereka hanya berkomunikasi melalui surat dan telepon. Perkembangan teknologi semakin canggih, namun tidak dengan tradisi. Saat Runu mengetahui bahwa bayi yang di kandungnya berjenis kelamin perempuan, dia harus memilih antara aborsi atau pergi meninggalkan suaminya.
Penulis menyajikan kisah yang mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca. Dengan teka-teki yang sangat biasa tapi tidak terduga. Seperti dalam cerita 'Pemeriksaan Ultrasonografi', penulis menyajikan tradisi budaya India yang masih perpegang pada prinsip2 tradisional. Misalnya tentang prinsip anak pertama adalah laki-laki. Karena laki-laki punya nilai yang lebih tinggi dari perempuan. Serta anggapan-anggapan lain.

10. Perselingkuhan

"Laki-Laki macam apa yang lebih penting daripada menjadi istri yang baik?" (Hlm 286)

Abha mencurigai suaminya Ashok berselingkuh dengan temannya Meena. Terlebih lagi perubahan sikap Ashok terhadapnya. Kecurigaan-kecurigaan itu semakin gencar, kedekatan Ashok dan Meena seakan tidak peduli adanya Srikant suami Meena. Abha mulai mengagumi Srikant, dia mulai memikirkannya diam-diam. Hingga Srikant mengatakan akan bercerai dengan Meena. Siapakah sebenarnya yang berselingkuh?
Penulis lihai sekali membuat pembaca syok. Dengan gaya bertutur yang halus. Alur yang rapi dan konflik ringan namun penuh kejutan. Bahkan membawa kita pada sebuah gambaran perasaan yang entah akan dibawa kemana. Kejutan-kejutan kecil di setiap cerita, cukup menarik.

11. Bertemu Mrinal

“Ia memiliki hidup yang sempurna – uang, kebebasan, pemujaan, aku berkata kepada diriku dengan iri, “ (Hlm 347)

“Kebenaran tidak sesederhana yang kita sangka, “ (Hlm 354)

Asha hidup berdua dengan putranya Dinesh setelah suaminya Mahesh pergi dengan wanita lain. Kehidupan mereka tak jauh dari masalah. Setelah surat cerai turun, hubungan asha dan Dinesh semakin renggang. Hingga Mrinal datang, dia ingin bertemu dengan Asha. Mrinal teman masa kecil serta rival Asha. Mrinal, wanita yang cantik, pintar dan bebas. Mrinal memutuskan untuk hidup sendiri tanpa ikatan pernikahan. Asha iri dengan kehidupan Mrinal, dia tak mungkin bercerita tentang kandasnya pernikahannya dengan Mahesh. Dia berbohong jika kehidupannya harmonis.
Kenyataannya jauh dari apa yang dibayangkan. Kehidupan Asha berantakan, hubungannya dengan sang putra tak berjalan lancar. Dan dia harus berjuang untuk hidup dan anaknya.
Kebenaran itu tidak sederhana. Ini yang ingin penulis sampaikan. Memang benar, dalam cerita ini, banyak sekali pandangan tentang hal itu. Rasa iri, wajar terjadi saat kita memandang orang lain. Tapi kebohonganpun tidak dihalalkan. Penulis menuntut pembaca untuk lebih memahami kehidupan dari segi yang berbeda.



Benang merah dari 11 cerita dalam novel ini adalah perjodohan dan kehidupan perempuan India di Amerika. Tradisi perjodohan di India masih sering terjadi. Adat Istiadat tentang pernikahanpun cukup menarik. Mulai dari mahar dan ritual lainnya. Serta status perempuan yang lebih rendah dari laki-laki. Selain itu anggapan bahwa laki-laki yang baik adalah laki-laki yang bisa memberikan kekayaan dan hidup berkecukupan di luar negeri. Seperti yang ada dalam cerita ‘Pakaian’ dan ‘Jalan Perak, Atap Emas’. Di sini perempuan yang menikah dengan laki-laki yang menjadi imigran akan memiliki kehidupan yang lebih baik.
Secara keseluruhan novel ini layak untuk dinikmati. Cerita yang biasa terjadi di India memang terkesan biasa. Sering juga di jumpai dalam film-film ataupun di Indonesia sendiri yang hampir sama. Hanya saja, penulis di sini menyajikan dengan cara yang berbeda.
Penulisan karakter setiap tokoh juga sangat rapi. Meskipun menggunakan sudut pandang orang pertama, pembaca akan dibuat untuk merasakan apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Pesan-pesan moral yang terselubung. Atau dengan gamplang penulis mengekpresikan sesuatu yang mungkin sedikit berani. Di sini pembaca akan menjadi beberapa karakter berbeda. Seperti dalam cerita ‘Kehilangan’ sudut pandang dari seorang laki-laki yang kehilangan istrinya. Berbeda dengan 10 cerita lainnya yang menggunakan sudut padang seorang perempuan. Pembaca akan merasakan menjadi gadis India yang selalu melihat Ibunya di pukul oleh sang bapak. Seorang istri yang kehilangan suaminya setelah beberapa hari menikah. Atau menjadi perempuan beranak satu yang harus berjuang untuk hidupnya.
Novel India memang selalu mengangkat tradisi. Dan ini sangat bagus sekali. Kehidupan masyarakat India yang carut-marut dan segala masalah yang terjadi.
Beberapa istilah atau kata-kata dalam bahasa India tetap dipertahankan penerjemah, di bagian akhir novel terdapat glosarium. Pembaca bisa belajar bahasa India.
Novel ini cocok untuk mereka yang telah dewasa yang butuh cerita segar dari negara India. Setidaknya berusia lebih 16 tahun. Karena ada beberapa adegan dalam cerita yang perlu pemahaman lebih. Gaya bahasa penerjemahannya juga bagus. Lugas dan tepat. Meskipun terdapat beberapa kesalahan tulis.
Jadi aku merekomendasikan buku setebal 376 ini untuk menemani hari-hari cerah kalian. Aku memberikan 4 bintang dari 5.

Komentar

Popular Posts