Seperti Hutang, Janji Harus Dibayar!
Resensi Buku] Dendam Kesumat – Gaku Yakumaru
Data Buku
Judul : Dendam Kesumat
Judul Asli : Seiyaku
Penulis : Gaku Yakumaru
Ahli Bahasa : Resty Puspita
Penyunting : Ninuk Sulityawati &
Juliana Tan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2021
Tebal Buku : 321 Hlm
~ T e n t a n g • B u k u ~
•••
Bagaimana
kita membayar dosa yang sudah kita lakukan?
Apakah
orang yang pernah berdosa tidak pantas lagi hidup bahagia?
Apakah
orang yang pernah melakukan kejahatan tidak boleh mengimpikan kehidupan baru?
Mukai Satoshi puas dengan kehidupannya. Ia adalah salah satu pemilik kedai yang cukup sukses. Ia punya istri dan anak perempuan yang sangat disayanginya. Hidupnya bahagia dan damai. Namun, pada suatu hari… sepucuk surat datang, membawa serta kenangan gelap dan janji mengerikan dari masa lalu yang sudah nyaris dilupakannya.
“Mereka sudah bebas dari penjara.”
Surat itu hanya berisi satu kalimat. Namun, dengan satu kalimat itulah mimpi terburuk Mukai pun dimulai.
•••
Novel misteri thriller Jepang
ini mengisahkan Mukai Satoshi dalam menghadapi masa lalunya. Saat masih muda
Mukai melukai anggota Yakuza yang membuatnya harus menjadi buronan. Dalam keadaan
yang mengkhawatirkan dan hampir menyerah Mukai bertemu dengan Sakamoto Nobuko.
Perempuan yang memiliki dendam kepada pelaku yang membunuh anaknya. Mukai terpaksa
berjanji kepada Nobuko untuk membalaskan dendam kepada dua pelaku tersebut. Enam
belas tahun kemudian, Mukai mendapat ancaman jika tidak segera menepati janji
tersebut, maka kebahagiaan Mukai selama ini akan dihancurkan.
~ A k u • S u k a • & • H a r a p ~
Sungguh cerita yang
sangat menarik. Adegan demi adegan dituliskan dengan menegangkan. Pembaca bisa
merasakan sakit dan kebencian seperti yang terjadi pada setiap tokoh. Cara penyampaian
penulis pelan-pelan membangun cerita bisa menghentikan hembusan napas pembaca, tergantikan
oleh detakan jantung yang bergejolak menuntut untuk menemukan jawaban dari
segala macam masalah.
Alurnya lambat, namun
penuh penekanan. Seolah-olah air di lautan yang tenang namun menyimpan banyak
rahasia, setiap kali pembaca menyelam maka akan mendapatkan banyak hal baru
yang membuat mata terbelalak. Kaget dan juga efek menyenangkan karena bisa
mendapatkan cerita yang benar-benar mengugah.
Jalinan aksi memang tak
terlalu berdarah-darah. Namun pembaca dihadapkan pada sisi kemanusiaan yang
membingungkan. Di mana rasa simpati itu harus disematkan. Setiap tokoh punya
latar yang kuat dan bisa memicu kerusuhan. Ditambah latar cerita yang sangat
memberikan kesan mendalam. Kota-kota di Jepang dengan kehidupan sosialnya
terlukiskan seperti bentangkan rumput segar yang bisa membuai pembaca.
Sudut pandang orang
pertama makin menyiksa pembaca. Sebab, “feel” tersebut jelas merasuki
otak pembaca. Karakter utama tersebut memaksa pembaca untuk ikut dalam
pencarian dan menyusuri rasa bersalah penuh dosa.
Hingga bagian akhir
cerita pembaca tetap saja dipermainkan. Penuh tanda tanya dan detakan-detakan
yang mengetarkan seluruh tubuh, ketegangan itu memuncak di sepertiga bagian
akhir. Namun sayangnya, penulis terlalu berlarut-larut dan merasa nyaman
sehingga tersenggal-senggal. Intrik yang dibangun untuk mengecoh itu sedikit
membohongi pembaca. Selain mudah ditebak apa yang akan terjadi juga mematahkan
kerja keras dari pembaca mem-follow karakter utama memecahkan masalah.
Namun itu tak berarti, dengan kegigihan penulis untuk mengisahkan beberapa
kehidupan gelap yang memang layak untuk dikulik. Akhir cerita memang kurang
memberikan penalti, tapi operan-operan untuk mengapai gol itu patut diapresiasi,
sedikit kejutan yang memberikan luncuran yang sempurna.
Karakter utama di sini
mempunyai segala macam sifat buruk, tak ada baiknya sedikit pun, seperti pembohong,
mengingkari janji, serta kejahatan lainnya. Namun, dibalik itu dia punya rasa
kasih yang besar. Dalam kasus ini, karakter utama akan mudah sekali dibenci,
lebih-lebih sifatnya yang lembek saat menghadapi masalah. Selain itu setiap
kali mengambil keputusan tak pernah berpikir panjang. Namun hal ini justru
menjadikannya karakter yang bisa mudah diingat. Menimbulkan kesan yang
mendalam, bahwa sisi-sisi kemanusian itu tetap ada bagi seorang penjahat sekalipun.
Aku berharap ada sedikit hempusan napas yang melegakan saat menghabiskan kisah thriller ini, dengan akhir membahagiakan, bukan akhir yang penuh tanda tanya seperti ini. Aku merasa tidak akan ada lanjutan kisah dari Mukai(karakter utama) sebab semua sudah terbayar tuntas.
Membaca terjemahan buku ini sedikit kurang nyaman karena banyaknya kesalahan dalam penulisan. Namun buku ini berhasil diterjemahkan dengan baik. Pengalihan dan bahasa aslinya tidak menimbulkan masalah, diksinya tetap saja indah, kesan Jepang masih kental dan itu membuat pembaca sedikit tenang. Walau pun dalam buku ini tidak ada pembagian cerita atau bab, bahkan peralihan dari satu cerita ke cerita lain tidak terdapat batasan yang jelas, di mana dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menjadikan buku itu terasa berat. Irama yang dihadirkan sanggup dilawan oleh pembaca.
~ A k u • P i k i r • S a t u • H a l ~
Buku ini tidak hanya tentang “Dendam” yang menjadi-jadi, namun juga memberikan konsekuensi akan perbuatan manusia yang telah dilakukan. Setiap sebab selalu terdapat akibat. Sejauh apa pun meninggalkan sebab, maka akibat akan mengikuti. Aku pikir ini hanya tentang orang-orang tersakiti yang mencari keadilan dengan caranya sendiri. Namun terselip juga kehangatan keluarga dan cinta. Bagaimanapun kebahagian itu akan selalu bermuara kepada keluarga.
Efek sebuah dendam yang
membara akan menjadikan manusia dapat melakukan sesuatu diluar kendalinya, termasuk
membunuh. Yang bisa memadamkan kobaran api tersebut hanyalah cinta dan kasih
sayang. Meski terkadang api itu tak segan-segan membakar apa pun termasuk
cinta.
Dalam buku ini, begitu getol
mengisyaratkan bahwa janji adalah hutang dan itu memang harus dibayar. Janji
bukanlah kata biasa yang bisa disepelehkan. Berhati-hatilah dalam berjanji jika
tak bisa menepati. Sebab janji itu mengikat, sampai kapan pun akan terus menuntut.
Lebih-lebih janji yang diselubungi dengan dendam kesumat.
Lari dari masa lalu itu
bisa dilakukan, tapi bekas jejaknya sulit dihilangkan. Bahkan setelah mengganti
identitas pun tetap akan terkejar. Sepandai-pandainya manusia menyembunyikan
dosanya, suatu saat bau itu akan tercium dan menguar di udara.
Satu hal, membalaskan
dendam kepada orang-orang yang telah menyakiti tidak akan mengembalikan segala
sesuatu yang direnggut dan hilang. Buku ini bisa menjadi bahan untuk mengontrol
diri dan memahami sebuah janji dan dendam. Cara kerja dari dua hal ini kadang
berjalan beriringan, kadang juga saling berlawanan. Sebuah janji, sering kali
menimbulkan dendam, namun dendam tak selalu didahului oleh janji yang
teringkari.
Pembaca yang memang
menyukai kisah seru penuh ketegangan, maka saya sangat menginginkan untuk
membaca buku ini. Meskipun banyak bagian yang seringnya membuat kepala menjadi
pening. Percayalah, tidak ada yang membuatmu muntah. Hanya saja, energi yang
ada dalam tubuhmu akan terkuras seperti lari memakai celana dan jaket di siang
hari, dengan tujuan menghilangkan lemak.
Komentar
Posting Komentar