[RESENSI BUKU] KITA TERLALU MUDA UNTUK JATUH CINTA - AIU AHRA

DATA BUKU

Judul Buku : Kita Terlalu Muda Untuk Jatuh Cinta
Penulis : Aiu Ahra
Penyunting : Dion Rahman
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2020
Tebal Buku : vi + 298 Hlm

 

 

~ T e n t a n g • B u k u ~

Saat SMP, Azna pernah menyaksikan temannya melahirkan di dalam kelas. Kejadian tersebut meninggalkan sedikit trauma, membuat dia mulai mengasingkan diri dari makhluk berjenis laki-laki. Bahkan di semester awal SMA, bersama dua sahabatnya, dia mengajukan ekskul Anti Pacaran pada pihak sekolah guna mencegah kejadian yang pernah menimpah temannya terulang.

Seperti melempar bumerang yang kemudian berbalik arah. Ide anti pacaran itu menjadi abu-abu ketika Farah, salah satu sahabat yang juga penggagas ekskul tersebut, mulai berhubungan kembali dengan laki-laki yang pernah dekat dengannya saat SMP. Lalu, debar-debar yang kerap dirasakan Azna setiap kali melihat Reksa, si ketua kelas, latihan panahan di sekolah semakin membesar meskipun selama ini terus dia tekan.

Mendapati kenyataan bahwa dirinya sendiri merasakan ketertarikan terhadap lawan jenis, bisakah Azna tetap pada prinsipnya untuk tidak pacaran?


Buku dengan label "Novel Remaja Islami" ini, mengangkat permasalahan yg kerap kali terjadi di masa remaja saat ini. Tentang gaya pacaran remaja yg sering kali kehilangan kendali.

Tersebutlah Azna yg menolak untuk pacaran, tetapi diam-diam menyukai Reksa. Reksa yg menyimpan sebuah rahasia dalam kehidupannya, tentang keluarganya.



~ A k u • S u k a ~

"Ada rahasia yang sebaiknya jadi rahasia selamanya. Tapi selalu ada hati yang nggak tenang karena rahasia itu." (Hlm, 70)

Ini buku pertama dari penulis yg aku baca. Dan, aku dibuat jatuh cinta. Aku tidak terlalu muda, tapi sangat tua untuk membaca cerita seperti ini. Tapi, aku bisa menelannya dengan mudah. Plot cerita menarik, dengan premis yg sedikit berliku. Alurnya sendiri mulus, seperti jalan yg baru saja di aspal. Meskipun terdapat kerikil-² tajam. Percayalah itu hanya sebuah tantangan agar makin terasa dan merasuk dalam raga.

Pengambilan sudut pandang bergantian, antar tokoh utama cukup efektif. Terlebih lagi dalam mengekpresikan setiap perasaan masing-² tokoh. Ceritanya sangat relevan, terutama di masa sekarang. Saat pergaulan remaja, mulai kehilangan kontrol. Kebebasan yg akhirnya kebablasan.




Pesan yg disampaikan sungguh tepat. Melalui dua tokoh yg punya instrik masing-².

Meskipun begitu, tak ada kesan mengurui. Aku sendiri mendapatkan kenyamanan maksimal saat mengigit ujung-² paragraf pembentuk kalimat dan narasi. Melalui dialog-² ringan namun memberi beban.

Dapat aku bilang, ini kisah sangat remaja. Tentang cinta, cita-cita, dan pencarian jati diri.

Konfliknya sendiri tak sesederhana gaya penulisannya yg memang menawan ini. Permasalahan remaja, dibuat panjang seperti judulnya, namun memiliki kemanisan gula jawa yg membuat lidah ketagihan.



Remaja identik dengan cinta dan pacaran. Bahkan pilihan seperti ini dibenarkan. Di usia yg masih belia, mereka mengenal cinta dan tumbuh dengan cepat.

Pertanyaannya, sudah siapkah mereka dengan yg namanya cinta?

~ A k u • H a r a p ~

"Kamu boleh nolak pacaran, itu memang nggak dibenarkan dalam agama kita, tapi jangan menolak cinta. Karena cinta itu datangnya dari Yang Maha Menciptakan." (Hlm, 109)
Buku ini menyentuh dan tak hanya berkoar-koar tentang sebab akibat remaja mengenal cinta terlalu muda. Tapi, lebih dari itu. Ada kehangatan yg menjalar saat menelusuri jalinan kisah Reksa dan Azna. Ada tidak ketegangan yg kian menanjak. Dan rasa gemas saat mengetahui pilihan-² tokoh utama untuk mengakhiri kisah mereka.

Melalui kedua tokoh yg bercerita bergantian, pembaca akan dibawa menelusuri lorong-² penuh tanda tanya. Akan dibawa kemana pembaca. Meski, tebakan pembaca sering kali tepat, kejutan kecil yg memberi sengatan muncul di beberapa bagian.




Hanya saja, ada harapan yg mungkin akan memberi kepuasan lebih untuk pembaca. Terutama, kabar ekskul anti pacaran yg digagas oleh Azna, pertengahan hingga akhir cerita tak pernah dibahas lagi. Padahal, jika sedikit disinggung akan lebih baik lagi, mengingat akan pilihan remaja-² di buku ini.

Setting cerita di Jogya, detailnya memang tak terlalu difokuskan. Pembaca bisa menerka melalui dialog dari si tokoh, meskipun medok Jawa sendiri tak terlalu mencolok. Aku berharap akan ada dialog berbahasa Jawa. Dengan cacatan kaki tentu saja. Akan sangat memberi rasa dan penekanan.



~ S a t u • H a l ~

"Aku pernah mendengar kalau seorang laki-laki jatuh cinta pada perempuan, maka orang pertama yang akan cemburu adalah ibu mereka." (Hlm, 157)

Tak bisa dipungkiri, kalau buku ini menggambarkan kemelut hati, dari dua anak manusia yg sedang dilanda cinta. Antara prinsip dan perasaan. Siapakah yg akan berkuasa? Terkadang perasaan lebih mendominasi sehingga mematahkan segala macam prinsip. Dengan membaca buku ini, akan tahu seperti apa akhirnya. Sebab tak semua dugaan manusia itu berakhir sama.


Eksekusi cerita dengan tetap berpegang teguh pada tujuan awal pembuatan cerita, berhasil dengan baik membuat pembaca berpikir. Pesan moral tentang pacaran tersampaikan. Lebih-lebih untuk para remaja. Meskipun akan ada banyak yg mencerca, bahwa ini terlalu suci untuk remaja. Percayalah, bahwa manusia yg berpikir seperti itu, punya pandangan yg sangat sempit.

Pembaca dewasa sepertiku, mampu menjelajahi waktu yg telah berlalu. Secara tidak terduga, memberi kesempatan untuk kembali ke masa yg telah pergi puluhan tahun lalu. Sementara untuk pembaca remaja, bisa memberi asupan energi positif, agar tidak terlalu jauh melangkah saat pacaran.

Satu hal, tidak ada larangan untuk jatuh cinta. Hanya saja, ada waktu yang tepat untuk remaja merayakan cinta.

Aku sendiri, menyukai bangunan kisah seperti ini. Manis dan legit, tapi tetap berisi.



Membahas soal pacaran yg dipakai buat alasan untuk saling mengenal. Hei, ingat kawan! Bahwa di dalam agama islam ada istilah ta'aruf. Jadi, masih berdalih kalau pacaran itu tidak selalu buruk? Memang, tidak! Hanya saja, pacaran sehat itu, sering kali tak berhasil jika melawan hawa nafsu.

Di buku ini, jelas sekali digambarkan nilai-nilai negatif dan positif dari rasa yg bernama cinta.

~ A k u • P i k i r ~

"Cinta itu kayak candu yang nggak bisa ditolak. Indah, tapi di satu sisi ngasih rasa bimbang. Pada akhirnya, cinta cuma jadi alasan untuk membenarkan apa yang ingin dibenarkan. Cinta merefleksikan apa yang ingin kita lihat dari seseorang." (Hlm, 282)

Hati pembaca akan menghangat setelah menyelesaikan buku ini. Bukan karena akhir kisahnya yg manis dan menjawab sebuah tanda tanya yg diciptakan sejak awal. Namun, keteraturan dan gaya bahasa yg mengalir disertai deretan kalimat-² menyejukkan. Aku sendiri sepakat dan sepaham dengan pemikiran penulis akan definisi pacaran untuk remaja. Korelasinya untuk masa depan juga membanggakan.

Hubungan persahabatan dan kekeluargaan sangat mampu menghadirkan rasa tentram di dada pembaca. Terlebih lagi, dibagian akhir kisah. Saat percakapan Reksa dan orang yg selama ini dia cari. Bagian itu, menguras hati dan menimbulkan bulir-² air hangat yg merembes hingga ke pipi.



Dalam waktu sekejab, aku menempatkan buku ini menjadi salah satu buku yg layak untuk dibaca tahun ini.

Interaksi antar tokoh, hingga sudut pandang orang pertama dibuat bergantian antara Azna dan Reksa.

Pekerjaan yg baik. Penulis tidak hanya mencuri hati pembaca, tapi juga mengambil alih keadaan pembaca agar ikut terhanyut dalam derasnya kisah yg rupawan ini.


Komentar

  1. Kak, novel ini tuh bisa dibilang kategori novel islami bukan? Sepintas melihat kovernya, ada remaja berjilbab, kayaknya begitu. Saya penasaran dengan isi novelnya, seberapa dalam remaja memahami konsekuensi pacaran jika disandingkan dengan pemahaman agama. Mengingat kapasitas agama mereka belum begitu kuat. Apalagi tahu sendiri remaja sekarang lebih suka yang berjalan umum, ketimbang yang nggak biasanya.

    Saya makin penasaran kalau sampai novel ini diganjar sebagai novel yang harus dibaca tahun ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini memang Novel Remaja Islami. Jadi isinya juga tidak jauh-² dari Remaja dan juga islam. Di sini pun, bukan berarti melarang adanya pacaran. Yang aku tangkap adalah bagaimana pacaran yg tepat, tepat waktu dan juga bagaimana pacaran sebenarnya. Sebab, cinta sendiri itu hadir dari yang Maha Mengasihi.

      Hapus
  2. Izin promo ya Admin^^

    Bosan gak tau mau ngapain, ayo buruan gabung dengan kami
    minimal deposit dan withdraw nya hanya 15 ribu rupiah ya :D
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa x-)
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.AJOKARTU.COMPANY ....:)

    BalasHapus

Posting Komentar

Popular Posts