[RESENSI BUKU] JANGAN NIKAH DULU - HANNY DEWANTI

DATA BUKU

Judul Buku : Jangan Nikah Dulu - Kalau Cuma Mau Enak
Penulis : Hanny Dewanti
Penyunting : HP Melati
Penerbit : Penerbit Qanita
Tahun Terbit : 2019
Tebal Buku : 200 Hlm

 

 

~ T e n t a n g • B u k u ~


Stop!
Jangan Nikah Dulu
Kamu perlu tahu ...
● Nikah itu bukan seperti pacaran; suka, ayo jalan ... nggak suka, ya udahan.
● Nikah itu bukan seperti main rumah-rumahan, yg kalau bosan bisa ditinggal pulang, terus besok main lagi.
● Nikah itu bukan keinginan, tapi kesiapan.
● Nikah itu bukan karena disuruh atau ingin, tapi karena panggilan jiwa.
● Nikah itu bukan karena ingin menutupi aib keluarga, tapi karena kesungguhan dan niat yg tulus.

Pastikan kamu telah berpikir matang-2 sebelum memutuskan untuk menikah. Karena jika tidak, hanya kesedihan yg akan kamu dapatkan.

Setelah membaca blurb di atas, masih ingin menikah. Jawabnya masih kan? Jadi di buku ini, akan dijelaskan banyak sekali macam problema dalam pernikahan. Tidak hanya masalah saja, tapi juga solusi. Seperti resiko ketika nikah muda sementara belum matang secara lahir batin. Menikah saat masih kuliah, perjodohan hingga masalah yg timbul dalam rumah tangga.

Buku ini tak membuatmu takut untuk menikah, tapi memberikan pengalaman berharga yg nantinya akan memberi kesiapan untuk pembaca dalam mengarungi biduk rumah tangga dalam sebuah pernikahan.



Buang pikiran buruk, baca secara utuh. Karena 'saya mau kasih tahu sesuatu: Nikah itu nggak enak' (Hlm, 9)

~ A k u • S u k a ~


"Nikmati kesendirian kita selagi bisa, karena hidup ini hanya satu kali, dan masa muda tak akan pernah terulang kembali." (Hlm, 59)

Gaya penyampaian penulis yg sederhana ini menjadikan pembaca mudah memahami apa yg ingin disuarakan. Bahasanya lugas dan tersusun sangat rapi. Kalimat-² berapi-api, namun tetap dalam porsi yg nyaman. Mengorek telinga pembaca yg kotor tanpa menimbulkan rasa geli.

Menikah itu bukan soal kamu mencintai pasanganmu dan menghindari zina saja. Tapi, kesiapan mental, restu orang tua, juga faktor-² lain yg akan mengubah hidupmu selamanya.

Masa pacaran dan menikah itu dua hal yg berbeda, masalahnya pun tak sama. Jika kamu terburu-² memutuskan tanpa menimbang terlebih dulu, hasilnya pasti akan kamu ketahui sendiri.

Di sini, jelas sekali bahwa, penulis bukan ingin menghentikan langkahmu untuk menikah, tapi mengajarimu memiliki kemantapan hati. Solusi-² tepat dipaparkan, hingga akhirnya akan membuka matamu tentang pernikahan.

Aku suka dengan model seperti ini, sebuah penuturan yg menyentil, namun memberi hasil bukan hanya sebuah omong kosong belaka.

Kovernya yg cantik, layout bagus. Warna identik biru dan merah muda ini, menjadikan pembaca merasa berada dalam dekapan kenyamanan, meskipun secara tak langsung penulis mengkritik dirimu habis-²an. Terutama pandanganmu tentang pernikahan.

~ A k u • H a r a p ~


"Pernikahan tidak memutus hubungan anak dan orangtua. Pernikahan hanya memberikan jarak privasi agar anak bisa makin dewasa dalam menangani hidupnya ." (Hlm, 113)
Mengutip kisah temanku, yg gagal menikah karena pasangannya takut dg "mertua" takut mendapat penyiksaan seperti di sinetron-2. Dia menjadi bimbang dan gundah gulana.
Memang rasa(takut) seperti ini umum terjadi, apalagi gambaran buruk melalui sinetron itu terus menghantui. Mungkin ini salah satu sebabnya #JanganNikahDulu. Aku sendiri sering kali mempertanyakan hal itu, dan lewat buku ini masalah pelik itu bisa disolusikan. Orangtua memang sering ikut campur rumahtangga si anak, apalagi pasangan yg tinggal serumah dg orangtua. Tapi, itu bukan alasan buat kamu enggak menikah dan menolak menikah kan?

Kuatkan mentalmu, persiapkan dirimu dan jadilah dewasa. Walaupun arti dewasa sendiri akan tampak samar-² bagi orang yg berbeda kepala. Tak semua masalah pelik yg terjadi pada temanmu, akan terjadi pula padamu. Tak semua yg digambarkan oleh sinetron itu akan menjadi nyata dalam hidupmu.

Sebenarnya aku punya banyak harapan terhadap buku ini, terutama tentang sudut pandang laki-² dalam pernikahan. Si penulis memang lebih banyak menyuarakan sudut pandang perempuan. Walaupun begitu, buku ini tetap menarik dibaca laki-², tapi alangkah menariknya, jika ditarik garis lurus untuk menyuarakan kata hati laki-². Sehingga pembaca laki-² bisa lebih memahami, menurutku sebagai pembaca laki-², merasa tersudutkan. Tapi juga menyetujui akan hal itu.

~ S a t u • H a l ~


"Jodohmu sudah ditetapkan dalam catatan takdir. Dia akan datang pada saat yg tepat. Yg perlu kamu pikirkan adalah apakah kamu sudah memantaskan diri untuk bertemu dengannya nanti?" (Hlm, 155)



Tuh, bener banget kan. Kalau masih sering ditanya orang 'Kapan Nikah?' Sementara kamu belum juga nikah, jawabnya simpel saja ya, enggak bawa-² perasaan juga. Jodoh sudah ada yg ngatur, atau sambil nyanyi lagunya Afgan, 'Jodoh Pasti Bertemu'. Hehehe..,

Satu hal pasti dari buku ini adalah membahas tentang pernikahan dan jodoh. Kata penulisnya, nikah itu memang enggak enak. Nikah itu merepotkan dan sulit untuk dijalani. Tapi nikah jauh lebih baik daripada ke sana kemari dengan orang yg sebenarnya bukan milikmu.

Kembali lagi ke pribadi masing² dalam memahami buku ini. Ada yg merasa tersinggung, dan ada yg baik-² saja. Merasa tercerahkan, mendapat banyak informasi seputar rumah tangga, juga cara menghadapi masalah didalamnya. Bahkan buku ini memberi banyak wejangan untuk pasangan yg akan atau sudah menempuh pernikahan. Tidak ada ucapan muluk-² yg membuatmu gerah. Meskipun beberapa kata-² tergambar jelas kobarannya. Melecut, menampar, menohok sudut pandangmu mengartikan pernikahan.

Pernikahan itu, sebisa mungkin hanya sekali, agar tak terjadi penyesalan banyak belajar dan baca buku ini.

Sudahkah menemukan jawaban untuk pertanyaan 'Kapan Nikah?'. Kalau belum, nantikan ulasan berikutnya saja!

~ A k u • P i k i r ~


"Pernikahan yg indah bukanlah pertemuan antara dua orang yg sempurna dengan cinta yg sempurna, tetapi ikatan dua orang dg kekurangan dan kelebihannya yg berusaha untuk terus memperbaiki diri dan menutupi kekurangan pasangannya." (Hlm, 167)

Aku pikir buku ini bukan untuk menjegalmu agar tak menikah, tapi memberimu suatu inspirasi pernikahan. Semangat untuk menjalin sebuah hubungan dg pasangan dalam ikatan pernikahan. Untuk pemuda yg dimabuk asmara, akan sangat cocok membaca buku ini. Mereka akan belajar mempertimbangkan sebuah pilihan. Menikah bukan main-², dan satu lagi, kamu bukan kaum selebritis yg suka kawin cerai, hanya untuk pansos. Hehehe, maaf jika harus menyinggung. Tapi, buku ini juga banyak mengkritik pikiran tololmu akan sebuah pernikahan.

Kalau seperti itu, kenapa judulnya #JanganNikahDulu?

Untuk menarik pembaca, dan membuat terobosan baru dari bahasan yg sudah tak asing lagi ini, pemilihan judulnya sangat tepat. Pembaca akan fokus pada judul itu kemudian mengambil dan membacanya sampai tuntas. Menilik isinya, bikin geleng-² dan keputusan ada pada dirimu. Menikah karena ingin menyempurnakan ibadah atau hanya mau enaknya saja?

Kalau bisa dua-duanya, ya enak, ibadahnya juga dapat. Mantap sekali kalau itu. Hehehe...

Pilihanmu untuk tetap berada dijalurmu juga tak akan bermasalah. Ingat menikah itu bukan asal kamu suka dan dia mau. Kalau kamu belum tahu, baca ini buku.

Komentar

Popular Posts